7 POIN MERAWAT KOLAM
Air kolam jernih saja tidak cukup. Air juga harus sehat. Tidak mengandung bibit penyakit dan zat beracun. Butuh cara perawatan benar agar air bisa jernih dan sehat
Agar perawatan kolam bisa dilaksanakan secara benar, anatomi kolam harus di pelajari dulu. Mekanisme kerja tiap bagian kolam wajib dipahami. Secata garis besar kolam dibagi menjadi dua bagian. Yakni ruang kolam dengan ruang filterasi. Kualitas air di dalam ruang kolam di tentukan oleh kinerja filter. Filter bisa diibaratkan sebagai paru-paru kolam. Bertugas menyaring kotoran dan zat beracun dalam air.
kolam yang baik memiliki sarana penyaringan sebesar 1/3 dari total volume kolam. Sementara itu, filter yang ideal memiliki ruang atau chamber sebanyak 4 buah. Berisi busa atau kapas yang berperan sebagai filter fisik, dua buah ruang berisi batu zeolith yang berfungsi sebagai filter kimia dan bio ball yang berfungsi sebagai filter biologi. Tiap filter butuh cara dan frekuensi perawatan yang berbeda.
1. Penyifonan
Dilakukan untuk menguras kotoran yang mengendap di bagian dasar filter. Timbunan kotoran yang terlalu banyak bisa menggangu aliran air. Bahkan bisa membuat kualitas air melorot. Akibatnya air menjadi berlumpur, ikan pun terganggu kesehatannya. Penyifonan dilakukan dengan menggunakan bantuan selang. Kolam yang masih baru butuh penyifonan lebih sering. Terutama ketika air berbau tidak sedap atau terdapat pertumbuhan lumut yang berlebih. Penyifonan dilakukan bersamaan dengan pergantian air. Sebanyak 5% air di dalam kolam dibuang. Lalu diganti air baru.
penyifonan juga dilkukan dibagian titik mati kolam. Titik mati adalah bagian kolam yang aliran airnya lambat. Atau bahkan air tidak mengalir sama sekali. Di tempat itu kemungkinan terjadi penimbunan sangat besar. Kandungan oksigen menjadi berkurang sebaliknya kadar amoniak menjadi tinggi.
2. Mencuci filter kimia
Arang aktif dan batu zeolith yang sudah jenuh akan berdaya lemah. Ditandai dengan warnanya yang menjadi coklat pekat. Daya serap berkurang setelah dipakai selama 6 bulan. Filter kimia yang telah jenuh dikeluarkan dari chamber. Lalu, di semprot dengan air sampai warnanya terlihat cerah. Setelah itu zeolith dikeringkan dan disimpan selama 1 bulan. Sembari menunggu kering, di pakai zeolith cadangan
Cara lain yang bisa dilakukan yakni dengan jalan merendam zeolith kedalam larutan garam. Metode ini terbukti lebih efektif untuk melepas racun yang telah diserap batu zeolith. Perendaman selama 24 jam dilakukan setelah zeolith di semprot bersih. Usai di rendam dalam air garam, zeolith lalu di rendam dengan air tawar selama 24 jam. Kemudian di bilas berulang-ulang sampai garam yang menempel benar-benar hilang. Zeolith lalu dikeringkan dan disimpan selama 3-4 bulan dan di ganti zeolith cadangan.
3. Mencuci filter fisik kapas
Di bagian inilah kotoran paling banyak menumpuk. Bila tidak rutin dibersihkan, aliran air bisa terhambat. Akibatnya, kinerja filter menjadi berkurang. Kotoran yang menumpuk terlalu banyak juga dapat mengakibatkan bakteri pengurai bekerja terlalu berat. Efesiensi penyaringan menjadi berkurang.
Filter fisik yang sudah dikeluarkan lalu dimasukan kedalam ember berisi air bersih. Filter fisik lalu dikucek, dibilas sampai bersih. Filter langsung bisa digunakan lagi.
4. Kontrol rutin pompa
Pompa dikontrol secara rutin setiap 3 bulan sekali. Bagian kipas rawan gangguan. Ruang kipas sering ditumbuhi lumut. Sehingga perputarannya menjadi terhambat. Lilitan lumut juga dapat mengakibatkan motor bekerja keras. Menjadi mudah panas lalu terbakar. Penutup kipas pompa yang akan dibersihkan dibuka. Kipas dan batang magnet yang menjadi porosnya dikeluarkan lalu disikat sampai bersih.
5. Pungut kotoran segera
Kotoran yang masuk kedalam kolam harus segera diambil. Misalnya rontokan daun tanaman yang tumbuh di sekitar kolam. Anda bisa menggunakan bantuan jarring bila posisi sampah terlalu jauh atau telah tenggelam di dasar kolam. Kotoran yang menumpuk di dalam kolam bisa membusuk. Akibatnya pupulasi bakteri pengurai di dalam kolam terlalu banyak. Ikan menjadi berebut oksigen dengan makhluk renik itu. Sampah yang membusuk juga bisa menghasilkan amoniak. Zat ini bisa meracuni ikan di dalam kolam
6. Tangkal parasit dan penyakit
Pencegahan penyakit dilakukan dengan memberikan zat antikutu ke dalam kolam. Zat ini dirancang tidak menghambat atau mematikan bakteri-bakteri bermanfaat yang singgah di dalam filter biologi. Dilkukan setiap 30 hari sekali. Pemberian garam ikan ke dalam kolam yang sudah stabil tidak disarankan. Sebab, garam ikan bisa membuat filter kimia melepas racin-racun yang sudah diserap zat berbahaya itu akan mengalir kembali ke dalam kolam. Sehingga bisa mengakibatkan kematian massal pada kolam
7. Menambal kebocoran
Kebocoran sering terjadi pada kolam yang masih baru dan kolam yang sudah tua. Dipicu karena proses pengacian yang kurang sempurna. Juga karena kolam sudah keropos. Pengacian dilakukan dengan cara mengikuti permukaan air dalam kolam. Bagian yang bocor biasanya terletak tepat diatas permukaan air. Bila kebocoran terjadi pada bagian dasar, maka kolam harus dikuras total terlebih dulu. Setelah itu seluruh bagian dasar kolam di labur semen.
Sekian, semoga ikan di kolam Anda sehat ^_^